lanjutan dari IT'S NOT LOVE. WE NEVER TALK ABOUT LOVE

Aku kira kamu udah lulus, kak. Ternyata belum. Ternyata kita masih dalam 1 perguruan tinggi yang sama. Di tempat yang sama. 

Ku pikir kamu udah lulus sejak 2022 lalu. Ternyata tidak begitu. Hari ini, untuk pertama kalinya kalimat melegenda itu bisa aku dengar langsung. "Apa Kabar?". Ya, kalimat sederhana itu. Aku pikir 2020 lalu menjadi pertemuan pertama sekaligus terakhir, tapi ternyata tidak begitu. Entah gimana ceritanya, tadi sore kita bisa bertemu, kedua kalinya. Suasana yang sama, namun tempatnya berbeda. Kepikiran nggak sih, kita ketemu sama- sama di bulan puasa? jujur, aku ga kepikiran sama sekali. Mungkin karena banyak hal yang mengisi kepala ya? sampai nggak sadar akan hal itu. 

Aku nggak tahu mau nulis apa, tapi aku cuma ingin bilang ke rumahku (tempatku bercerita) ini bahwa aku baru saja bertemu dengan orang yang sudah 3 tahun lamanya tidak bertemu. `Kalau aku boleh jujur, sebenarnya sudah begitu lupa karena saat ini banyak hal yang cukup membuat pusing. Tapi kenapa ketika semuanya terasa begitu biasa, sesuatu yang dulu sangat aku inginkan, baru terjadi hari ini. 

Aku senang kamu masih ingat denganku, walau sudah 2 tahun kita lama tidak saling memberi kabar (chatting). Tapi kayaknya, rasa senang itu tidak begitu besar.  Meski begitu, pertemuan tadi benar- benar berhasil membawaku ke masa- masa itu lagi. Tahun di mana paling menyedihkan, sekaligus menyenangkan. Aku mulai percaya bahwa yang namanya kebetulan itu tidak ada. Bukan tanpa alasan Tuhan memberikan sebuah cerita untuk ciptaan-Nya. 

Dulu kamu satu- satunya orang yang ngasih aku semangat saat beberapa jam aku harus membuka pengumuman paling menakutkan itu. Iya, cuma kamu. Dan setelah ku tahu hasilnya kabar baik, aku tahu kamu pun ikut senang. Aku pun begitu, sangat senang. Seiring berjalannya waktu, tiba- tiba kita lost contact, sampai akhirnya aku tahu hal yang seharusnya nggak ku tahu.

Tokoh yang saat itu sangat ku kagumi, harus berpindah ke buku lain. Ke cerita lain yang sudah ditulis oleh Semesta, dan sudah jelas judulnya. Pendapat tentang people come and go semakin nyata untuk aku saat itu. Tapi aku mengalihkan semuanya dengan cara fokus pada kuliahku. Aku tidak begitu sedih karena beban- beban kuliahku sudah cukup membuatku sedih, kak :). Proses pengalihan itu memberikan ku banyak pembelajaran sampai aku berada di semester 6 sekarang. Nggak kerasa ya, dulu kita kenal saat aku masih berjuang untuk bisa masuk sini. Sekarang sudah berada di fase berjuang untuk bisa keluar dari sini dengan terhormat :'), kamu pun begitu. 

Semangat yaa. Walau aku tahu kamu nggak akan baca ini, tapi setidaknya kalimat semangat itu sempat ku ucapkan tadi sore, sebelum kita kembali ke kos masing- masing :). Mungkin kita nggak bisa ngobrol lebih lama seperti yang kita rencanain dulu, tapi tidak apa. Pertemuan singkat tadi cukup menyembuhkan rasa penasaranku tentang kabar kamu. Aku tahu ini nggak mudah, tapi aku yakin kamu bisa menyelesaikan skripsi mu dengan baik. Karena yang kutahu, kamu adalah orang yang sangat optimis akan sesuatu, seperti dulu yang sangat optimis bahwa aku bisa masuk sini, bahkan rasa optimis itu mengalahkan rasa percaya dalam diriku sendiri.




Semoga pertemuan tadi bukan yang terakhir.

Komentar

Postingan Populer