Hilang Arah


Akhir- akhir ini, hidup rasanya begitu cepat. Apa yang baru saja dilakukan beberapa tahun yang lalu, yang masih begitu melekat dengan sangat kuat di kepala, sekarang sudah melintas bertahun- tahun lamanya. Usia berhasil membawaku ke dalam hidup yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Mungkin orang- orang menyebutnya adalah proses pendewasaan.

Tapi hidup hari ini, berubah begitu banyak dari masa- masa sebelum mengenal masa depan. Jauh dari masa- masa yang harus memikirkan besok akan seperti apa, hari ini harus melakukan apa, dan apa yang sudah tercapai saat ini. Waktu memang nggak bisa putar balik untuk membawa kita ke masa lalu, masa di mana kita masih dengan mudahnya memiliki perasaan senang, bahagia, tertawa, dan semacamnya. Tapi kalau boleh minta satu permintaan, aku Cuma ingin merasakan semua perasaan senang itu sekali saja untuk hari ini. Aku rindu perasaan itu, dan mungkin Semesta juga tahu.

Banyak masa- masa yang mengalir begitu saja tanpa kita sadari itu nggak akan mungkin bisa terjadi berulang kali. Mungkin kebahagiannya akan datang lagi, tapi tidak se sama dulu. Sama seperti waktu kita pertama kali bertemu. Semua terjadi begitu tiba- tiba. Begitu tidak direncanakan. Aku rindu itu. Aku rindu karena hal kecil bersamamu terasa begitu menyenangkan. hidup rasanya tidak seberat hari ini pada hari itu. yang kutahu hanya, aku senang berbicara denganmu, aku senang kamu  berhasil membuatku tertawa dengan lelucon yang kamu bilang itu biasa saja, tapi buatku itu luar biasa.

Aku ingat ketika kamu bilang semua akan baik- baik saja. Sementara aku selalu ragu dengan diriku sendiri. Dan kamu meyakinkan diriku bahwa semua benar akan baik- baik saja. Hari demi hari berlalu, dan benar, semua memang baik- baik saja.

Dan hari ini, aku kehilangan sosok yang mampu meyakinkan seperti hari itu. Hidup tidak selalu kasih apa yang kita mau, dan ketika memang tidak ada yang bisa membuatku yakin, aku harus berdiri sendiri. Aku harus mencapainya sendiri. Walau berat, tapi kenyatannya nggak ada selain diri sendiri yang bisa kita genggam, bukan?

Kadang, kita selalu berpikir, kenapa ya orang selalu mudah jalannya, atau ketika kita gagal dan teman kita berhasil, kenapa ya harus aku lagi yang merasakan perasaan sedih ini? Mungkin Tuhan nggak akan langsung kasih jawabannya, seolah Tuhan nggak dengar apa yang kita mau, tapi mungkin Tuhan mau kita untuk cari sendiri jawabannya. Ada banyak rahasia Tuhan yang kita nggak tahu. Dan kamu bilang waktu itu, gapapa, yang penting sudah berusaha. Waktu itu aku begitu tenang dengar kalimat itu keluar dari kamu, tapi sekarang aku jadi ragu untuk benar- benar meyakinkan diri bahwa semua itu gapapa. Aku yang begitu pemikir, dan kamu yang bisa membuat ku tenang, adalah sepasang perasaan lengkap yang aku butuhkan hari ini. Tapi kamu sudah pergi, jauh. Aku nggak akan bisa dapat itu lagi dari kamu. Jadi, aku  harus melanjutkan perjalanan penuh ragu ini bersama diriku sendiri.

Ada banyak hal yang selalu membuat diri ini bertanya- tanya, sebab aku benar- benar hilang arah. Dan kalau kamu tanya ‘kenapa?’ , tidak semua kesedihan harus ada alasannya. Sebab kesedihan ini mengalir begitu saja. Hilang dengan sendirinya. Dan datang kembali sesuka hatinya. Tapi, kita kan manusia ya, nggak adil rasanya kalau kita cuma minta ‘senang’ sama Semesta. Dan kalau Tuhan tanya aku maunya apa, mungkin aku akan bilang , “Aku cuma ingin diberikan petunjuk dan arah untuk menggapai mimpi- mimpi ku”. Sebab apa pun jalannya, selama apa pun prosesnya, kalau arahnya jelas, kita jadi lebih yakin untuk melanjutkan perjalanan, bukan?

Komentar

Postingan Populer