SEMENTARA

Sementara




kala itu, ketika angin menyelimuti sudut kota, jalanan basah
awan menyelinap, mengintip dua manusia yang entah ingin ke mana arahnya
laut berlomba- lomba untuk bisa menggapai siapa yang lebih dulu
matahari masih enggan menampakkan wajahnya, hujan mendominasi kota
daun berkuasa atas segala embun yang terus menetes dari ranting pohon

ia menulis, pertemuan itu terlalu sempurna
tak ada yang menginginkannya
sebab manusia tidak tahu masa depan
tak ada pula yang mengira
sebab manusia begitu sederhana bayangannya

waktu demi waktu, seperti satu tahun rasanya
namun belum demikian
dekat, begitu dekat, namun tidak erat
cerita mengisi kesepian satu sama lain
yang satu menggapai mimpi, begitu cemas
yang satu sudah sampai di tujuan, namun baru patah hati
dan benar saja, mereka tidak lama
hilang kabar, bertemu yang lain, memikirkan masa depan
sebab apa yang dirasakan dan dilewati, tidak lebih dari bagian hidup yang sementara
itu saja.

Komentar

Postingan Populer