Kenapa Aktuaria?

 Bimbang masa depan


Gue anaknya nggak pinter- pinter banget. Tapi ambisi gue gede banget, dalam hal apa pun. Entah kenapa. Rasa ingin tahu gue juga besar, hal ini yang membuat gue jadi penasaran sama hal- hal baru yang memancing keingintahuan gue. 

Masa- masa SMA...
Jujur, .masa- masa SMA gue jalanin kayak anak pada umumnya, belajar sama main. Nggak kepikiran sama masa depan, apalagi mau jadi apa. Dan di SMA gue bener- bener nggak tahu siapa diri gue sebenernya, atau dengan kata lain gue belum nemu jati diri gue atau belum kenal sama diri gue sendiri. 

Sampe pada akhirnya kelas 12. Kelas 12 adalah masa- masa tersulit gue di SMA. Di saat temen- temen gue udah tahu mau jadi apa, sedangkan gue belum, itu rasanya tuh kayak apa ya.. Gue bener- bener gatau apa tujuan gue ke depan. Akhirnya gue punya satu tujuan, gue pengen masuk STAN. 

Di sisi lain, gue punya tujuan juga untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri. Gue pengen jadi anak farmasi. Akhirnya, gue bikin goal untuk milih Sekolah Farmasi - ITB ketika pemilihan jurusan nanti di SBMPTN.  Kenapa gue memilih ITB? Karena actually gue cuma pengen PTN di daerah Jawa Barat aja.  

Kelas 12 semester satu gue menanam harapan untuk SNMPTN, walau sebenarnya hal kaya gini tuh salah. Salah banget. Tapi gue baru paham setelah semuanya terjadi. Ya, ketika pengumuman kuota untuk SNMPTN 40% dari jumlah seluruh siswa, nama gue nggak ada. Saat itu gue mikir nya masih pendek sih, gue berpikir bahwa SNM adalah segalanya, tapi ternyata nggak. Rasanya kalau ingat itu semua tuh pengennya ketawa gitu, karena lucu aja. 

Setelah ga ada harapan untuk SNMPTN, gue bener- bener berambisi untuk masuk STAN, harus. Pokoknya harus. UTBK juga gue perjuangin, tapi pada saat itu lebih ke STAN. Singkat cerita, hari di mana yang ditunggu- tunggu, berubah menjadi hari yang sangat menghancurkan harapan gue. Setelah digantung dengan informasi yang tidak jelas, akhirnya kepastian itu datang. Tapi bukan untuk kabar baik. STAN nggak buka pendaftaran di tahun 2020.

Semua orang punya hari buruknya masing- masing. Gue bener- bener frustasi dan mungkin bisa dibilang stres banget pada saat itu. Dan semua ini cuma gue yang tahu pada saat itu. Di saat teman- teman gue bilang semangat, rasanya terlalu klise saat gue bener- bener hancur karena harapan yang nggak bisa terjadi. Buat orang yang berjuang dan berambisi pasti paham gimana rasanya. 

Oke, akhirnya mau ga mau gue harus fokus untuk UTBK. Sekarang sedikit ragu kayaknya untuk jurusan yang sebelumnya gue pilih. Karena gue orangnya pemikir dan banyak pertimbangan, gue mikir berkali- kali untuk jurusan yang harus gue pilih nanti. 

Gue mempertimbangkan semuanya. Passion gue apa, gue maunya apa, gue seneng di mana, gue sukanya apa, gue butuh lingkungan yang bisa bawa gue kemana, dll. Jujur, kalau boleh cerita yang sesungguhnya, sampai mau pendaftaran UTBK aja gue nggak tahu harus milih jurusan apa. Tapi kalian paham gak sih, kalau sesuatu yang nggak direncanain itu pasti hasilnya baik. Berbanding terbalik ketika kita merencanakan sesuatu, tapi ternyata hasilnya nggak sesuai sama ekspektasi kita.


Waktu itu gue lagi baca- baca artikel di internet. Gue inget banget, gue baca artikel itu satu hari setelah pengumuman kelulusan untuk kelas 12. Jadi sehari setelahnya, gue menemukan solusi yang selama ini membebani pikiran gue. Ada satu artikel yang isinya tuh penjelasan tentang aktuaria, bagaimana prospeknya, apa aja yang akan dipelajari di sana, peluang di masa yang akan datang gimana, dll. Artikelnya panjang banget, dan itu bener- bener gue baca sampai habis. Saat gue baru baca bagian awalnya, gue mulai tertarik sama isinya, gue penasaran untuk lanjut ke bacaannya sampe habis, gue excited banget, gue bener- bener kayak tiba- tiba dikasih jalan keluar aja gitu. 

Finally, setelah gue baca artikel itu sampai selesai, gue merasa bahwa gue cocok di sana. Di jurusan itu. Ya, aktuaria. Tapi gue masih bimbang sama pilihan gue sebelumnya, yaitu farmasi. Akhirnya, gue membandingkan antara kedua pilihan ini. Dari segi prospek, apa yang akan dipelajari, dan kegiatannya apa aja. Akhirnya, hasil menunjukkan gue lebih cenderung tertarik dengan aktuaria. Karena dengan gue memilih aktuaria, alasan gue tuh jelas. Gue merasa bahwa karakter yang harus dimiliki ketika memilih jurusan aktuaria itu ada di gue. Gue anaknya bisa dibilang cukup teliti, detail, kritis, rasional, terstruktur, gue juga senang berhitung, gue suka banget menganalisis, gue senang bekerja sendiri, dan gue juga senang banget memecahkan masalah. Jadi, gue memutuskan untuk memilih aktuaria. 

Sedangkan ketika gue ingin memilih jurusan farmasi, alasan gue nggak jelas. Nggak spesifik. Kayak asal pengen aja gitu. Jadi gue ngerasa kaya kurang matang aja kalau tujuan gue ga jelas. 

Singkat cerita, akhirnya gue memilih jurusan aktuaria. Untuk PTNnya gue memilih Universitas Padjadjaran. Kenapa Unpad? Ada banyak alasan kenapa gue milih Unpad. Pertama, gue pengen ambil PTN di daerah Jawa Barat aja.  Kedua, gue tahu dari mahasiswa yang udah kuliah di sana bahwa aktuaria di Unpad itu bener- bener langsung terjun ke mata kuliah aktuaria nya. Nggak tahu kenapa ini pas banget karena gue bener- bener nggak mau ketemu sama biologi, fisika, dan kimia lagi di kuliah. Tapi di satu sisi, pengen tetep ada di naungan MIPA. Paham gak sih? Jadi alur gue memilih aktuaria itu kayak jelas dan berhubungan banget. 

Intinya, gue bukan tipe yang asal memilih sesuatu gitu aja sih. Setelah gue berani mengambil opsi kaya gini, gue jadi paham tujuan gue apa, passion gue apa, dan yang paling penting gue tau gue mau jadi apa. 

So, gue pengen jadi Aktuaris😉❤

Untuk penjelasan terkait aktuaria, apa itu aktuaris, apa yang dipelajari di aktuaria, dll akan gue jelasin di blog gue selanjutnya! 👐


Komentar

Postingan Populer